personal finance,

Pandemi Corona (covid-19) dan dampak keuangan, apa yang perlu dilakukan?

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Mar 13, 2020 ยท 3 mins read
Pandemi Corona (covid-19) dan dampak keuangan, apa yang perlu dilakukan? Photo by Annie Spratt via Unsplash

Saat ini, sudah menginjak hampir 4 bulan dari pertama terdeteksi adanya Corona virus, dan saat ini juga virus itu sudah menjangkau ke belahan dunia lain, tak terkecuali Indonesia.

Pada saat sebelumnya mungkin belum terpikirkan sejauh apa dampak yang akan terjadi gara-gara virus ini ke dalam ekonomi dan aspek yang terkait didalamnya, seperti investasi, industri dan sektor riil lainnya.

Dengan adanya virus ini, atau lebih tepatnya adanya ketakutan atas virus ini, banyak industri terganggu, transportasi salah satunya, logistik, bisnis hospitality, produk industri konsumen seperti beras, buah-buahan, susu, minuman-minuman, selain karena masalah logistik dan transportasi, juga karena panik orang-orang dalam membeli barang-barang tersebut yang menjadikan barang langka, demand meningkat, tapi supply terbatas.

Pada detik ini, IHSG (index harga saham gabungan) sudah mencapai titik rendah dari 5 tahun yang lalu (perlu dilihat lagi datanya, 2015 mencapai 4200an), implikasi dari saham-saham pada anjlok (atau koreksi) karena banyak orang menjual sahamnya dengan harapan bisa memegang cash, orang-orang mungkin terlalu berisiko jika memegang saham untuk sekarang ini.

Jadi bisa dipastikan nilai investasi yang sekarang dipegang cenderung turun, dari reksa dana saham, dan mungkin sampai dana pensiun yang ada di BPJS JHT, DPLK atau produk lainnya, karena ada mengandung komponen saham di dalamnya.

Dengan perkembangan itu, apa yang harus dilakukan sekarang? hal-hal yang bisa dilakukan ketika resesi, dan juga untuk kasus khusus sekarang ini, hal tambahan yang bisa dipertimbangkan,

Jangan panik

Panik menjadikan semua kacau, susunan perencanaan keuangan, alokasi-alokasi yang sudah disusun, budget yang sudah dibuat bisa kacau, tetap ikuti rencana-rencana itu dan juga budgetnya, dengan perubahan dan penyesuaian di beberapa sisi.

Potong pengeluaran yang tidak perlu

Dalam kondisi ini, patut sepertinya mengubah alokasi budget, karena corona ini bisa menular, maka hindari tempat-tempat ramai, dari sini bisa memilih alokasi dana mana yang memerlukan perlu ke tempat ramai, bisa memotong atau menghilangkan alokasi untuk makan di luar, ngopi-ngopi di luar, dan pindahkan alokasi ke kategori lain.

Sedia uang tunai/cash dan dana darurat

Karena saat ini cash-lah yang dibutuhkan, memiliki cadangan emas mungkin bagus sebelum-sebelumnya, hanya saja saat inipun harga emas sudah jauh turun karena orang lebih memilih memegang cash yang likuid, yang bisa dipakai untuk apapun kebutuhan lainnya.

Dan amit-amitnya, jika ada yang sakit bisa menggunakan dana darurat yang tersedia.

Hindari keputusan keuangan yang besar

Menurut pendapat saya, lebih baik hindari dulu rencana membeli mobil, gadget, rumah atau apapun yang memiliki nilai yang tinggi, atau kita musti mengeluarkan uang yang besar.

Hal ini lebih baik dialihkan dulu ke membeli barang-barang pokok yang diperlukan saja, secukupnya, karena logistik terganggu, dan bisa dipastikan harga juga akan naik drastis, juga hindari belanja barang yang tidak perlu dan impulsif.

Bersiap

Bersiap dengan semua kemungkinan yang ada, karena efek dari virus ini global, maka efek ekonomi juga mendunia, tidak hanya terkena satu dua negara saja, apalagi dengan Tiongkok yang produsen banyak hal di dunia terkena dampak paling besar, maka sektor yang mengandalkan barang dari Tiongkok akan terkena dampak.

Diet informasi

Media massa dan media sosial saat ini menjadi alat penyebar ketakutan, yang dibuat oleh media sendiri, dengan membuat orang takut dan tidak rasional, karena media butuh atensi, butuh kita sebagai pengkonsumsi agar mereka tetap hidup dengan klik dari pengguna, yang akhirnya menjadi uang untuk mereka, dan media sosial mengamplify itu semua.

Selalu saring berita yang ada, dan selalu ingat bahwa media akan selalu lebay dalam menanggapi sesuatu, objektivitas mungkin dikesampingkan, dan juga selalu waspada di media sosial, jangan terpancing isu.


Selalu tenang dan jangan seperti orang-orang yang panik melakukan rush dan membeli semua barang sampai tidak menyisakan untuk orang lain, karena jika terus begini, bukan virus yang akan membunuh manusia, tapi kepanikan, ketakutan yang akan membunuh.


Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023