Bayangkan satu skenario dimana kita membeli emas, misalkan kita beli 10 gram, harganya lumayan, misalkan harga 1 gramnya adalah Rp1000,000, dan kita beli di Antam, kita mengeluarkan uang sebesar 10 juta untuk emas seberat 10 gram, fisik, yang bisa kita pegang.
Ini untuk sebagian orang bisa dikategorikan sebagai bentuk investasi, dengan ada nya logam mulia, yang diharapkan bisa naik secara nilai, dan bisa dipegang pula, sangat berasa kita memiliki aset tersebut.
Untuk sebagian besar yang lain, hal ini bisa dibilang tidak efisien, karena, kita harus mempunyai tempat yang aman untuk menyimpan emas tersebut secara fisik, mungkin brankas, jika membeli secara rutin, akan terus bertambah, yang akhirnya selain brankas yang mungkin menjadi lebih besar, kemudian akhirnya (good problem, berarti makin kaya) ruangan khusus, dan kemudian banyak risiko-risiko lain yang mengikuti, misalkan keamanan dari risiko dicuri dan lain-lain.
Contoh jenis investasi lain, misalkan, bisa tanah, rumah atau bangunan, atau aset yang berbentuk fisik lainnya.
Di sini saya coba menuliskan beberapa pertimbangan saya untuk tidak selalu memiliki aset secara fisik, tetapi memiliki aset finansial yang tidak harus berbentuk fisik, dan aset finansial di sini saya batasi hanya dalam bentuk aset yang diperdagangkan di pasar modal saja, atau yang umum digunakan oleh investor, baik sebagai investasi agresif atau pasif.
- Tabungan/deposito
- Reksa dana
- Obligasi
- Emas digital
- Saham (dan produk derivatifnya seperti ETF, Waran)
- Kripto (debatable)
- …
Tentunya masih ada lagi jenis-jenis lain sebagai aset invetasi yang bisa digunakan oleh investor, dan ini balik lagi terhadap jenis dan juga tipe dari investornya.
Kontra investasi di aset finansial
Memang tidak ada yang selalu mudah, beberapa hal yang mungkin bisa menjadi hambatan dalam mengadopsi investasi di aset finansial, misalkan
-
Keamanan
Nah ini merupakan hal yang menjadi fokus utama, karena sekarang ini aset finansial disajikan dan diatur serba digital, dan untuk mengaksesnya bisa menggunakan perangkat handphone atau komputer, dan ini tentunya rawan terhadap aktor jahat, bisa kena phishing, hack atau cara-cara lain dengan mengambil aset dan mengambil keuntungan dari aset kita. -
Kurva belajar
Karena aset tersebut diakses dengan menggunakan teknologi, terkadang untuk investor jadul hal ini menjadi halangan untuk mengadopsinya, sulit mengikuti kemajuan dan takut jika salah ini itu dalam mengoperasikan aplikasinya -
Kepercayaan terhadap produk
Ini juga bisa menjadi pertimbangan untuk tidak melakukan investasi di aset finansial digital, kita memiliki aset. tapi tidak bisa kita pegang, tida bisa kita lihat bentunya, yang tertera hanya angka-angka saja.
Dan mungkin masih ada pertimbangan-pertimbangan lain yang menjadi halangan atau faktor yang menjadikan adopsi tidak cepat.
Keuntungan investasi di aset finansial
Selain kontra dan juga halangan, tentunya jika kita bisa setidaknya melewati hambatan tersebut, kita bisa lihat sisi lain dari cara investasi tersebut. antara lain.
-
Kemudahan akses
Kebalikan dari poin di atas, kita bisa mengakses aset kita dan melihat perkembangan dari nilai yang kita miliki dari investasi yang kita miliki bisa lebih cepat, karena langsung tertera di aplikasi handphone atau komputer. -
Aktivitas lebih mudah
Dengan memiliki aset finansial yang terdapat di dalam bentuk aplikasi, tentunya untuk melakukan aktivitas terhadap aset tersebut lebih mudah, misalkan aktivitas jual atau beli, hendak menambah atau mengurangi aset yang dimiliki. -
Tidak perlu pengawasan khusus dan pengawasan lebih mudah
Karena semua sudah dalam bentuk digital, tentunya tidak perlu lagi menyiapkan ruangan, memagar tanah atau alat tambahan untuk menjaga aset yang kita miliki, dan cukup dengan menggunakan aplikasi, menjadikan pengawasan lebih mudah, semuanya tersedia di satu tempat.
Tentunya masih banyak lagi keuntungan yang bisa dituliskan, atau mungkin ada yang punya ide lain atau pandangan yang berbeda terkait ini, boleh diskusi ya! atau email ke dedenf@seputarfinansial.com.
Ini murni opini pribadi, sampai saat ini masih belum tertarik untuk memiliki aset secara fisik, karena hambatan-hambatan di atas, dan mungkin saya orangnya cenderung mager, jadi lebih mudah mengawasi aset finansial dalam bentuk digital.