personal finance,

Pencurian Identitas

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Oct 18, 2021 · 3 mins read
Pencurian Identitas Photo by De an Sun on Unsplash

Mungkin ini termasuk topik gelap juga, hal ini bisa membuat kehidupan kita, terutama keuangan menjadi bermasalah, dan jadi ada hal yang gak perlu, bukan menakuti, tetapi banyak sekali kasus-kasus yang mengemuka, dari mulai pembobolan rekening, menguras rekening, pengambil alihan akun broker yang mungkin bisa terjadi, dan lainnya.

Bahasan kali ini sebagai pengingat, juga agar kita bisa lebih waspada.

Semua ini bisa berawal dari pencurian identitas, bisa jadi dari KTP yang mana diketahui informasi lain, dan mungkin juga bisa menggunakan itu untuk memancing informasi lain seperti ibu kandung, atau sampai memalsukan KTP kemudian datang ke gerai operator dan meminta pergantian SIM, dan kartu SIM yang baru dipegang oleh pencuri, dan dengan mudah melakukan pencurian terhadap rekening bank yang ada kaitannya dengan nomor telepon tersebut.

Dan banyak pengaplikasian hal lain yang bisa dikategorikan sebagai fraud, dari mulai membuka rekening dengan menggunakan KTP palsu (NIK asli, tetapi dengan muka bukan pemilik KTP), dan banyak sekali fraud yang bisa dilakukan dengan bermodalkan KTP palsu atau mengetahui detail yang berkaitan dengan KTP dan informasi personal lainnya.

Hindari memberikan informasi KTP (dan informasi sensitif lainnya)

Hindari memberikan informasi KTP kita ke institusi yang tidak memiliki izin, atau institusi yang abu-abu, dan hindari memberikan juga ke perseorangan, sebisa mungkin hindari.

Jangan memfoto KTP dan posting dimana-mana, hal ini mungkin terlihat sangat jelas suatu kesalahan, tetapi banyak sekali orang yang melakukannya, dan posting ini di media sosial mereka.

Jangan juga menginformasikan data pribadi lain seperti alamat, tempat tanggal lahir dan informasi sejenisnya.

Hindari mengatakan “iya” ketika ada yang menelpon

Terkadang ada perwakilan dari bank, atau institusi yang kita gunakan, dan ketika menelepon, akan menanyakan kalimat seperti, “apakah benar dengan bapak blablabla?”, sebisa mungkin jangan menjawab “Iya”, jawab saja dengan bertanya, “dengan siapa saya berbicara?”, meski ini bisa jadi dari benar-benar perwakilan bank, tetapi selalu ada kemungkinan bukan, dan bila pun dari bank dan mereka menawarkan produk, di sini juga mesti hati-hati, karena bisa jadi malah dimasukkan ke produk yang kita tidak tertarik menggunakannya.

Kembali ke telepon dari perwakilan bank, jika memang yang menelepon adalah perwakilan dari bank, pastinya mereka memiliki data kita, semua data yang bersifat personal, dan ketika mereka mencoba melakukan validasi terhadap data tersebut, sebisa mungkin jangan berkata iya, itu lebih ke cara saya sendiri dalam menghadapi telpon-telpon dari bank atau institusi yang mencoba menawarkan sesuatu.

Lihat perusahaan yang akan kita berikan data pribadi kita

Iya, saya memiliki beberapa akun bank digital, hal ini bukan karena banyak uang, tapi suka penasaran dengan fitur dan juga bagaimana bank tersebut mencoba menyelesaikan atau mendesain bagaimana orang-orang dalam melakukan aktivitas perbankan, jadi, atas dasar itu saya membuka beberapa akun bank digital.

Melihat kredibilitas dari penyedia jasa keuangan sangat penting, kalau bank lebih mudah menyaringnya, karena izin bank rumit, jadi setidaknya kita bisa lebih percaya ketika memberikan informasi pribadi, tetapi tidak dengan fintech (tekfin), ada beberapa label yang dipakai seperti misalkan, terdaftar di OJK, terdaftar dan diawasi oleh OJK, hal ini memiliki definisi yang berbeda, dan apakah data yang kita berikan terhadap fintech ini aman? apakah mereka memiliki teknologi yang cukup? apakah jika ada kebocoran data, pihak penyelenggara akan bertanggung jawab dan akan ada hukuman seperti halnya bank? coba lihat kasus ketika data pribadi yang dipegang oleh Tokopedia bocor.

Untuk institusi finansial yang legal, OJK memiliki halaman khusus, misalkan untuk Peer to Peer Lending, OJK memiliki halaman khusus mengenai siapa saja yang legal.

Paranoid yang sehat diperlukan

Jika ada yang mencoba menghubungi kita dan menanyakan hal yang pribadi, kita hadapi ini dengan paranoid yang sehat, selalu merasa skeptis dengan apa yang disajikan, ditanyakan oleh penelepon atau penyedia jasa keuangan, sejauh ini dengan melihat hal seperti ini bisa membantu kita untuk selalu waspada dan membatasi apa yang bisa kita bagi.

Jadi jika ada telepon, email yang mengatasnamakan penyedia jasa keuangan, gunakan kewaspadaan, agar kita bisa menghindari masalah dikemudian hari, phising, scam akan selalu ada dalam kehidupan sehari-hari, tinggal pintar-pintarnya kita saja untuk memilah informasi tersebut dan menghindari jebakan-jebakan.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023