personal finance,

Nanti dengan uang ... yang akan datang, pasti akan dibayar ...

Nanti juga dibayar pas gajian, kalimat ini kadang sering didengar, dan ini bisa menjadi kebiasaan yang jelek, kita membuat keputusan keuangan dengan uang yang mungkin ada di masa depan, yang mana tidak ada yang bisa jamin.

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Mar 10, 2022 · 1 min read

Lagi-lagi ini bisa jadi sangat familiar, dan hal ini bisa menjadi jebakan betmen, karena memiliki pola pikir seperti ini, dan memutuskan keputusan keuangan dengan pola pikir “nanti gajian akan dibayar” atau “kalo dapet THR nanti dibayar”, atau “gak apa-apa, saat ini utang aja dulu buat liburan, toh bulan depan akan dapet gajian”.

Serasa familiar? hal ini bisa menjadi tema berulang, jika kita membuat keputusan berdasarkan uang yang kita pikir akan didapat dimasa mendatang, bukan dengan uang yang kita miliki saat ini.

Beberapa orang bisa membuat keputusan keuangan besar jika menyangkut liburan, beli barang mewah atau sejenisnya, tetapi terkadang suka merasa mahal atau sayang jika mengeluarkan uang untuk pendidikan anak yang bisa dibilang penting, bisa kompromi untuk hal penting, tapi tidak untuk hal yang sifatnya tidak penting.

Jangan menjadi orang (atau orang tua) seperti itu, ya!.

Balik lagi, memiliki kebiasaan berhutang dulu dengan “jaminan” akan dibayar pas gajian, atau memiliki pola pikir seperti ini bisa membuat masalah baru, gaji yang kita dapat hanya untuk membayar utang atau cicilan yang kita miliki perbulannya, tidak ada ruang untuk hal lain, seperti menabung atau investasi misalkan.

Saya tau, karena pernah diposisi itu, gaji memang hitungannya tidak besar, tapi terkadang suka ada perasaan “saya berhak bersenang-senang”, “cape kerja masa ga dinikmati?” itu pikiran saya saat itu.

Jadinya uang gaji hanya untuk menyambung bulan depan, tidak ada sisa atau tidak memaksa menyisakan uang untuk tabungan dan investasi.

“Memaksa” diri untuk membagi uang untuk tabungan, investasi dan kebutuhan pokok terlebih dahulu sebelum pengeluaran lain yang sifatnya non-essential bisa menjadi jalan awal agar kita tidak hidup dari gaji ke gaji, ada dana yang bisa kita alokasikan untuk dana darurat, investasi masa depan untuk diri sendiri atau sekolah anak.

Hal ini tidak mudah, perlu ada kebiasaan, jika belum ada kita perlu membangunnya dan juga memiliki tujuan keuangan yang jelas dan mudah kita mengerti.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023