personal finance, investasi,

Risk Avoidance (menghindari risiko)

Tidak ada yang mau investasinya turun, atau rugi, semuanya pasti ingin untung, tapi risiko itu selalu ada, dan jika kita terlalu takut untuk berinvestasi, tentunya akan kehilangan waktu untuk menumbuhkan dana yang kita miliki, untuk kehidupan masa depan.

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Jun 15, 2022 ยท 2 mins read

Tema kali ini, masih sama seperti artikel kemarin, masih tentang risiko, karena saat ini sepertinya banyak yang tidak pasti, dengan mulai tingginya inflasi, kemudian faktor makroekonomi, yang mungkin bisa menjadikan tidak menentunya pasar bursa, tapi karena pasar itu tidak rasional, bisa saja memiliki arah yang berlawanan, tetapi risiko akan selalu ada, baik pada bull market atau bear market.

Baca juga: Memahami risiko dalam investasi yang perlu diketahui oleh investor

Dan adalah yang wajar kalau manusia sebisa mungkin menghindari apa yang dirasa tidak pasti atau dianggap berbahaya bagi dirinya, dan hal ini akan selalu ada, bagian dari fitrah manusia, karena kita secara sadar atau tidak, kita tentunya tidak mau menghadapi bisa membahayakan bagi kita, tak terkecuali dalam melakukan investasi.

Jika kembali lagi juga ke sejarah manusia, manusia bisa tersebar di seluruh penjuru dunia karena berani mengambil risiko, berani keluar dari zona nyamannya, berani keluar dari suku, grup, yang bisa melindungi dari ancaman bahaya, dan hasilnya, dengan berani mengambil risiko manusia-manusia tersebut berhasil membuat suku/grup baru dan terus berkembang.

Dalam investasi juga berlaku mirip-mirip, ada yang tidak mau mengambil risiko, lebih ingin main aman.

Tetapi karena main aman itu, mungkin imbal hasil yang didapat tidak begitu besar dibanding dengan yang mengambil risiko, risiko di sini tentunya bukan yang asal, atau hanya ikut-ikutan karena F.O.M.O, tetapi mengambil risiko yang terukur dan sesuai dengan toleransi risiko saat itu.

Kapasitas toleransi risiko setiap orang berbeda, dan toleransi bisa dibangun, biasanya dengan banyak mengambil risiko yang kecil-kecil, lama-lama toleransi semakin besar dan banyak pengalaman.

Ketakutan dalam mengambil risiko dapat dipahami sebenarnya, bisa jadi karena lingkungan tempat dia besar, atau ada kejadian yang menjadikan yang bersangkutan menjadi trauma, dan lebih memilih untuk aman, meski instrumen investasi yang terlihat amanpun tidak lepas dari risiko, dan risiko akan selalu ada.

Baca: Meminimalisir risiko atau memaksimalkan imbal hasil?

Apakah ada cara agar bisa lebih bisa mengambil risiko? jujur tidak tahu, karena kondisi orang berbeda, dan latar belakangnya pun bisa berbeda, hanya saja yang bisa dilakukan adalah mencoba meminimalisir risiko yang mungkin terpapar dalam melakukan investasi, baik dari cara kita berinvestasi sampai dengan aset yang kita pilih.

Untuk saya sendiri, setidaknya, saya akan merasa nyaman jika ada cash yang siap diambil kapanpun jika ada keperluan, dan memiliki dana darurat yang diperlukan jika ada kebutuhan darurat, dari situ, pikiran bisa lebih tenang karena tahu ada dana yang selalu siap, kemudian jika ada dana yang bisa diinvestasikan, tentunya dimulai dengan yang menurut saya aman dulu, reksa dana pendapatan tetap misalkan, kemudian baru perlahan mengarah ke instrumen lain, saham, atau ETF.

Meminimalisir, me-manage risiko yang ada, kemudian selain risiko, fee/admin juga diminimalisir.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023