Artikel yang ditulis di restoftheworld.org, membahas tentang influencers, di media sosial yang merambah ke arah finansial, terutama dunia investasi saham, yang mana dalam kasus ini dibahas mengenai influencer-influencer ini membuat postingan yang berkaitan dengan saham Buka Lapak ($BUKA), dan para influencer ini meng-endorse, atau ada juga yang menjanjikan kalau beli saham $BUKA bisa untung banyak.
Fresh investors led astray by spurious trading advice have called for the government to take action against “pom-pomers,” influencers who share tips but lack expertise. That has raised questions about the harm to inexperienced traders, as stocks like Bukalapak go on an erratic rollercoaster of online enthusiasm.
Baca: Pengalaman melihat dan mengalami, IPO perusahaan-perusahaan di Indonesia, $BUKA, $MTEL
Dan yang terjadi akhirnya memang tidak bagus, saham $BUKA turun saat ini di Rp 444, dari harga Rp 850 ketika IPO, hampir setengahnya, dan banyak yang memprediksi akan terus turun.
FinFluencer ini sadar atau tidak sadar, sedang mengarahkan follower-nya di media sosial untuk melakukan apa yang sedang dibahas atau sedang direkomendasikan olehnya, dan saat ini FinFluencer yang tidak memiliki latar belakang investasi atau keuangan bisa dengan mudah memberikan signal, nasihat, saham yang direkomendasikan, padahal untuk institusi investasi saja membutuhkan gelar dan pendidikan, atau setidaknya pengalaman.
Dan kekuatan dari public figure ini bisa sangat kuat, bahkan bisa membuat saham naik atau mungkin turun, ada yang dengan membawa latarbelakang agama, ada yang murni cari untung sesaat.