saham,

Pengalaman melihat dan mengalami, IPO perusahaan-perusahaan di Indonesia, $BUKA, $MTEL

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Dec 03, 2021 · 2 mins read

Dengan adanya e-ipo, memudahkan sekali untuk investor, terutama investor retail untuk mengakses perusahaan-perusahaan mana yang akan IPO di pasar bursa, zaman dulu biasanya harus menghubungi brokernya, dan komunikasi akan berjalan dengan broker, untuk sekarang tinggal pilih emiten mana, dengan broker apa kita akan beli yang sudah disetting sebelumnya, terus bid harga, dan siapkan uangnya, cukup sederhana.

Baca: Mengenal E-IPO BEI

Kemudahan ini datang dengan efek lain, ini hanya pandangan saya sendiri, tetapi seperti menjadi tema yang berulang, contoh yang sangat diingat oleh orang-orang adalah Bukalapak ($BUKA) dan yang baru ini Mitratel ($MTEL).

$BUKA lebih “mending” karena ARA 3 hari, selanjutnya drop, dan belum balik ke harga ketika IPO, hari ini (3 desember 2021) menyentuh diangka 490 rupiah, sedangkan $MTEL lebih parah, sedari awal sudah disambut dengan drop, banyak yang ramai jual saham tersebut.

Dan seperti biasa, banyak investor yang marah-marah, menyalahkan kesana kesini, meski ini buah dari aksi yang dilakukan para investor juga.

Ingin Instan

Siapa yang tidak ingin kaya dengan cepat? dan ini kemungkinan jebakan yang orang-orang banyak yang kena, ingin mendapatkan imbal hasil yang besar dalam waktu yang singkat, dengan cara gambling membeli saham yang mau IPO dengan harapan ketika IPO bisa naik, langsung bisa dijual dan dapat untung yang besar.

Dan karena pasar irasional, dengan banyak orang yang berpikir sama, market pastinya beraksi atas ini, ramai-ramai orang menjual sahamnya, yang akhirnya berujung pada harga jatuh.

Mental Judi?

Mungkin, berharap bisa untuk besar memang tidak salah, tetapi karena banyak orang yang berpikir sama, jadinya ujungnya berbeda.

Dan seperti biasa, grup-grup saham, bereaksi atas jatuhnya $MTEL, “kan udah gua bilang itu bakal jatuh!” atau variasinya.

Padahal tidak ada yang tahu akan kemana pasar berjalan, mungkin $MTEL akan terus naik, atau tidak, mungkin drop ini merupakan pullback sebelum ada reversal, tidak ada yang tahu.

Pendapat saya pribadi dan disclosure, iya saya beli $MTEL ketika mau IPO, tadi tidak dengan niatan akan langsung dijual, karena memang sedang mengumpulkan saham infrastruktur telko, $TOWR, $TBIG dan yang baru $MTEL, dan tidak ada keharusan atau target yang saya harus jual saham-saham tersebut dalam waktu dekat.

Sabar dan balik ke fundamental

Memang untuk yang menganut fundamental, bisa jadi imbal hasilnya tidak begitu signifikan dibanding dengan momentum, atau growth, atau mungkin bahkan yang market timing, tapi sesering apa sih kita bisa benar dalam memilih saham yang bisa memberikan kita imbal hasil yang tinggi dalam waktu dekat? kalo di rata-rata, hampir nol.

Untuk itu tidak ada salahnya untuk melihat fundamental dari perusahaan, dan juga berpikir dalam jangka yang lebih panjang (meski tetap lakukan penelitian terus).

Pisahkan akun spekulasi

Ini adalah jalan tengah yang saya lakukan sendiri, memisahkan akun untuk yang notabene janka panjang dan yang bersifat spekulasi, artinya, saham yang volatilitasnya tinggi, dan memang bisa mendapatkan imbal hasil yang tinggi, cuman capek aja, kalau harus monitor porto setiap hari, karena kita tidak tahu sampai kapan saham itu akan bisa terbang.

Dengan memiliki akun spekulasi ini, bisa lebih leluasa, karena uang yang diinvestasikan di sini adalah uang super dingin atau dingin, yang tidak akan berpengaruh pada cashflow sehari-hari.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023