Investasi merupakan pekerjaan berkelanjutan, ada waktu dimana kita harus melihat portofolio yang kita punya, melihat kinerjanya, melihat alokasi aset yang kita atur, melihat risiko-risiko yang mungkin bisa terpapar terhadap aset-aset yang kita punya dalam instrumen investasi yang kita miliki.
Mengawasi aset, dan juga melakukan aksi terhadap portofolio, menjual atau membeli aset selanjutnya sebagai bentuk dari penyeimbangan aset dan risiko (rebalancing) dan belum lagi kalau kita mengatur strategi diversifikasi, kelas aset apa yang bisa digunakan, sektor apa yang bisa menyeimbangkan risiko.
Hal ini bisa menyita waktu untuk sebagian orang, waktu yang digunakan untuk mengawasi aset, dari berita, momentum, hingga kinerja dari emiten-emiten, waktu tersebut lebih baik digunakan untuk hal lain yang lebih baik, tetapi tidak menelantarkan aset kita dan tetap ada pengawasan.
Apalagi sebagai investor retail, untuk bisa melihat tren dan banyak faktor lain sepertinya terlalu berlebihan, sedangkan ada pekerjaan utama, misalkan sebagai pekerja karyawan, yang mana sumber utama penghasilan ada di sini.
Dengan investasi pasif dan aktif
Sebelumnya sempat membahas sedikit mengenai investasi pasif, yang sederhananya investasi tersebut mengikuti indeks acuan, jika naik, maka portofolio kita ikut naik, jika turun maka turun, untuk mengurus indeks ini ada orang yang sedang bekerja (manajer investasi) yang mengurusi hal-hal seperti rebalancing.
Sedangkan untuk yang aktif, manajer investasi akan selalu aktif “memelihara” portofolio yang dimiliki dari satu produk instrumen investasi dan konstituen didalamnya, misalkan produk seperti reksa dana saham atau ETF saham.
Manajer investasi akan berusaha untuk memberikan imbal hasil yang bagus bagi investor yang menanam uangnya di dalam instrumen produk investasi, meski hal ini bukan jaminan bahwa investasinya akan terus bisa untung.
Tujuan investasi tentunya sederhana, hendak mengembangkan uang yang kita investasikan, dengan ekspektasi, dimasa depan dengan dana kita akan terus berkembang, kita masih bisa memiliki dana untuk kita gunakan dikala mungkin masa produktif kita menurun seiring umur.
Memindahkan keputusan-keputusan dan aktivitas investasi ke pihak lain
Dengan menggunakan sumber yang dimiliki oleh manajer investasi, yang mana aset yang ada dalam instrumen investasi portofolio diatur dan diawasi oleh pihak lain, hal ini manajer investasi, bisa lebih membebaskan pikiran kita, tidak perlu pusing dengan suasana pasar, ekonomi, dan juga keputusan seperti jual dan beli saham.
Untuk beberapa orang memberikan orang lain kontrol atas dana kita terkadang berat, karena kita seperti tidak memiliki kekuatan dan kontrol atas dana yang kita investasikan, untuk beberapa orang ini bisa saja mengatur portofolionya sendiri, misalkan instrumen saham, berarti harus siap dengan segala macam risiko yang terkait dengan saham.
Fee, biaya admin, biaya manajer investasi
Memiliki orang lain yang mengatur aset kita tentunya tidak gratis, ada fee, biaya admin yang datang dengan itu, besarannya bisa berbeda tiap produk, biasanya ini tercantum dalam prospectus produk, dan komponen fee inilah yang bisa kita kontrol, produk apa dan berapa fee yang kita rela berikan tanpa mengorbankan banyak imbal hasil.
Mencari fee terendah dan memiliki kinerja yang spektakuler yang menghasilkan imbal hasil yang tinggi adalah hal yang tidak mudah, dan saya sendiri meragukan apakah ada produk semacam itu? karena meski adapun, untuk bisa konsisten menghasilkan imbal hasil yang tinggi hal yang sulit (kalo ada yang tau boleh kasih tau ya..!).
Semuanya kembali ke masing-masing investor, dan zaman sekarang investasi relatif mudah, banyak produk/layanan/aplikasi yang ada di ujung jari dan tentunya harus punya dana, tetapi untuk investor bisa terus konsisten dalam melakukan investasi (dan imbal hasilnya) merupakan hal lain.