investasi,

Index Investing (investasi Pasif)

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Nov 19, 2020 ยท 5 mins read

Untuk para investor saham, memilih saham yang bisa menjadi juara, dan bisa memberikan kita imbal hasil yang besar, atau konsisten seiring waktu, merupakan hal yang sulit, dan banyak orang juga merasakan demikian, karena sangat banyak faktor yang bisa mengubah satu harga saham, atau mengubah kinerja dari satu saham yang relatif berhubungan dengan kinerja dari perusahaan dibalik emiten tersebut, ekonomi, dan faktor tidak terduga, seperti pandemi ini misalkan.

Disclaimer: Jika ada produk yang tersebutkan dipostingan ini, merupakan hanya contoh, bukan sebuah saran investasi, apalagi promo mengenai produk tersebut.

Jadi bagaimana agar kita bisa lebih mudah dalam memilih saham? memang secara teori, bisa dengan membeli saham yang memiliki kapitalisasi besar (market capitalisation), perusahaan yang bagus, kinerja perusahaan bagus, manajemennya bagus dan memiliki jangka waktu yang panjang dalam menjalankan usahanya.


Baca:


Apakah ada perusahaan seperti itu? ada (barangkali), tapi dengan hanya membeli saham dari satu perusahaan yang dipilih akan membuka banyak risiko baru terhadap investasi kita, dan siklus ekonomi terkadang mengubah banyak hal, dan hal yang cukup melelahkan dan mengkonsumsi banyak waktu jika sebagai investor ritel harus melakukan evaluasi terhadap satu saham perusahaan, dan kemudian mempelajari saham berikutnya.

Di sinilah index berperan, index (indeks) sebagai kumpulan saham (baca artikel sebelumnya), index bisa terdiri dari saham (konstituen) yang memiliki sektor yang sama, atau saham yang memiliki karakteristik yang sama sesuai dengan kriteria yang dibuat.

Baca: Apa itu Indeks saham

Seperti di artikel sebelumnya, index itu banyak sekali, setidaknya yang dimuat di BEI ada 35 index, dan masih banyak index yang lain yang dibuat oleh perusahaan investasi, misalkan MSCI, ISSI, yang isinya merupakan saham yang sudah dievaluasi oleh tim tersendiri.

Sebenarnya apa keuntungan index investing?

1. Tidak perlu melakukan riset, evaluasi saham

Karena index ini dibuat oleh tim tersendiri, sebagi contoh untuk index yang dibuat oleh BEI (LQ45, IDX30, BISNIS-27, dan lainnya), maka konstituennya dipilih sendiri oleh tim tersebut, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan, dari mulai harus memiliki sekian laba pendapatan, dan juga pertumbuhan dari usahanya, dan kriteria-kriteria lain yang sudah ditentukan, bisa dilihat handbook/pedoman yang dibuat oleh BEI ketika membuat penyusunan index.

Dan untuk penyusunan index diluar yang dikeluarkan oleh BEI pun tetap menggunakan pedoman untuk melakukan evaluasi, sebagi contoh index di luar BEI, misalkan MSCI Indonesia, yang mana index ini disusun oleh entitas luar, yaitu Morgan Stanley.

Di sini manajer investasi tidak banyak melakukan evaluasi, yang dilakukan adalah memastikan konstituen yang ada di reksa dana/ETF-nya selaras dengan index yang diikuti, maka jika ada konstituen yang keluar atau masuk, maka manajer investasi melakukan penyesuaian terhadap komposisi konstituen didalam produknya.

Memang ada kondisi di mana manajer investasi mengeluarkan index sendiri, yang tidak mengikuti index manapun, tapi ini malah jatuhnya sebagai reksa dana yang active managed, artinya, manajer investasi terus melakukan kegiatan jual-beli untuk bisa mendapatkan untung/rugi terhadap produknya, yang nantinya tercermin di NAB/NAV-nya (gain/loss).

2. Hemat waktu (relatif ke poin 1)

Karena produk ini mengikuti index, maka investor tidak perlu melakukan riset, evaluasi terhadap saham pilihan, waktu kita punya bisa dialokasikan untuk hal lain.

3. Relatif lebih murah

Karena index merupakan kumpulan saham, lebih dari satu, tentunya jika kita membeli semua saham tersebut bisa malah jadi lebih mahal, karena rentang harga dari masing-masing saham bisa sangat bervariasi, bisa jadi ada saham yang itungannya lebih mahal dari yang lain.

Dengan membeli index, secara tidak langsung, kita membeli keseluruhan saham yang ada di dalam index tersebut.

Baca: Biaya transaksi jual dan beli saham (fee sekuritas dan lainnya)

4. Mengikuti pasar

Dengan menggunakan index sebagai acuan, portofolio kita akan mengikuti pasar, ambil contoh, jika kita investasi di produk yang mengikuti index IDX30, jika index itu naik, maka begitu juga portofolio kita.

5. Investasi Pasif

Dengan mengikuti index, karena kita tidak perlu melakukan banyak hal, index investing sering disebut juga passive investing, yang mana kita minim melakukan intervensi terhadap portofolio, set and forget, yang perlu dilakukan setiap ada dana adalah menambah jumlah investasi kita secara regular.

6. Bukan untuk mengalahkan pasar

Index investing tidak memiliki tujuan harus mengalahkan pasar (IHSG/IDX), meski tidak menutup kemungkinan untuk bisa melakukan itu, tapi bukan itu tujuannya.

Karena dikelola dengan pasif, tidak perlu ada yang dikejar, lebih kecil risiko stress (setidaknya buat saya hehe).

Dengan menggunakan apa index investing?

Untuk bisa memulai investasi index, sebenarnya banyak produk yang menawarkan hal ini, reksa dana saham yang berbasis index bisa, atau juga bisa dengan ETF (ETF sederhananya adalah reksa dana yang bisa diperjual belikan di bursa) juga bisa, lengkapnya mengenai ETF bisa dibaca di sini.

Reksa dana saham index dan ETF index berisi saham yang mengikuti index yang sudah dibuat.

Baca: Review update: Investasi reksa dana DAN saham dengan Ajaib

Kita ambil contoh produk dari BNI Asset Management (disclaimer: tidak dibayar ya), BNI-AM memiliki reksa dana saham yang berbasis IDX30 dan juga memiliki ETF berbasis index dengan ticker symbol XBNI, yang mengikuti index MSCI Indonesia (Morgan Stanley Capital International).

Kita ambil lagi contoh produk dari Indopremier, perusahaan ini memiliki ETF bernama R-LQ45X yang mengikuti index LQ45, produk lain, berupa ETF dengan simbol XIIT, yang mengikuti index IDX30.

Jadi, jika kita termasuk pada kriteria di atas, tidak mau repot dengan evaluasi, riset, stock picking saham sendiri, invest dengan index bisa jadi salah satu pilihan, dan tentunya selalu melihat klausa, fund fact sheet, prospectus dari masing-masing produk reksa dana dan ETF, usahakan selalu pilih yang memiliki fee admin yang rendah, ya!.

Beberapa sumber untuk mencari produk yang berbasis index,

Dari daftar tautan di atas, bisa mencari produk yang menggunakan index sebagai basis dari penyusunan konstituennya, ada produk yang menggunakan IDX30, SRI-KEHATI, LQ45 dan index lainnya.

Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Berinvestasi di aset finansial (digital)

Bayangkan satu skenario dimana kita membeli emas, misalkan kita beli 10 gram, harganya lumayan, misalkan harga 1 gramnya adalah Rp100...

In investasi, Dec 05, 2024