personal finance,

7 Kesalahan finansial yang sering terjadi

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Jul 23, 2019 · 3 mins read

Kesalahan-kesalahan yang kerap terjadi dalam mengatur keuangan, kesalahan ini bisa jadi karena informasi yang salah, ketidaktahuan, kebiasaan buruk dalam mengatur uang atau memang ga mau aja untuk mengubah gaya hidup yang dirasa enak, tanpa harus bersusah payah memikirkan hari depan, pakai kartu kredit, tutup mata lalu berharap diakhir bulan bisa membayar, kalo nggak ya bayar minimum, dan ga sendirian, banyak yang terjebak dalam kebiasaan-kebiasaan buruk ini, yang terpenting gimana cara keluar dari siklus ini dan bisa melangkah ke literasi finansial.

Tidak melakukan budgeting, mengawasi dan melaksanakannya

Ga ada alasan untuk ga melakukan budgeting, dengan ga melakukan budgeting dan juga ga dimonitor tiap pengeluaran, bisa sangat fatal, karena uang bisa keluar ga kerasa, dan ini akan berdampak buruk terhadap arus kas (cashflow), tau-tau uang habis tanpa ada wujud dan sisa di akhir bulan.

Gunakan aplikasi-aplikasi mobile yang sekarang banyak dirilis, atau bisa juga pake excel atau buat yang oldschool bisa pake buku, apapun yang bisa digunakan untuk menuliskan pengeluaran.

Hidup untuk hari ini (atau weekend) aja

Pasti pernah denger istilah Y.O.L.O (You Only Live Once), omongan-omongan kayak ”kapan lagi bisa beli barang itu, nyesel loh kalo ga beli!”, pada faktanya, di hari-hari kemudian, akan selalu ada barang yang rare, akan selalu ada diskon, akan selalu ada barang yang disukai diwaktu-waktu lain.

Berpikir kedepan dan dibantu dengan budgeting, mungkin akan membantu untuk lebih berhati-hati dengan pengeluaran.

Pembelian impulsif (mendadak hilang akal)

Pasti ini juga sering mengalami, beli barang tanpa mikir, tau-tau 2jt sudah keluar dan terus bingung kenapa ini bisa kejadian, tanpa melihat dulu toko lain atau melihat di online shop, pembelian tanpa berpikir ini dampaknya bisaluar biasa terhadap keuangan. Karena akan ada alasan-alasan untuk membenarkan keluarnya yang tersebut yang tidak kita anggarkan, ”ah masih ada tabungan di bank ini, bisa dipecah” atau ”ah bisa pake kartu kredit dulu, kan bisa dibayar nanti pas gajian”. jebakan betmen.

Untuk beli barang mending gunakan 7 days rule, jadi kalo misalkan setelah 7 hari udah ga pengen atau bahkan lupa, berarti barang itu ga worth it untuk dibeli, cuman ya jangan dipikirin terus-terusan, ga sehat juga hehe.

Tidak memiliki dana darurat

Kita tidak tau hidup akan bagaimana, dan yang pasti tidak semuanya bahagia, dan amit-amitnya kalo terjadi apa-apa, misalkan kecelakaan, atau diphk perusahaan, sudah pasti keuangan kita akan kena dampaknya, dengan adanya dana darurat yang kita pisahkan dari tabungan yang lain setidaknya akan ada ruang bernafas dulu, dana darurat setidaknya 3-6 bulan, sampai kita pulih atau menemukan tempat bekerja yang baru.

Tidak memiliki tujuan keuangan

Uang masuk, uang keluar, nabung sisanya, liburan, kemudian mikir, kan udah nabung, kenapa masih gini-gini aja rekening? kalo ga ada tujuannya buat nabung atau investasi agak sulit untuk mengubah mindset, dengan adanya tujuan keuangan seperti misalkan liburan bulan desember, tabungan sekolah anak, tabungan kuliah anak, dan lainnya.

Dengan adanya tujuan keuangan, hidup lebih terarah, pengaturan keuangan juga terarah dan bisa lebih melihat sesuatu berdasarkan prioritasnya.

Gaya hidup yang melebihi penghasilan

Ini mirip-mirp dengan YOLO di atas, dan sangat banyak yang melakukan ini, dan ujung-ujungnya hutang menumpuk, tagihan kartu kredit dipakai untuk hutang yang bersifat konsumtif.

Pepatah zaman dulu, besar pasak daripada tiang, hal ini juga menghambat kita dalam meraih tujuan finansial yang kita inginkan.

Tidak berinvestasi

Ada yang beranggapan kalo berinvestasi itu susah, atau banyak yang tidak mengerti instrumen-instrumen apa yang ada di dunia investasi, atau takut untuk memulai, takut rugi, takut uang hilang, dan alasan-alasan lain. Tapi kalo ga memulai investasi, untuk usia pensiun nanti kita tidak akan punya apa-apa yang bisa kita pake, selain tabungan, kalo nabung dan kalo cukup itu juga.

Pertama ga perlu takut dulu, karena kesalahan investasi adalah tidak memulainya, dan untuk mencari investasi yang terhitung aman bisa dimulai dengan investasi di reksadana, pilih yang sesuai dengan target keuangan, kemudian bisa mengarah ke instrumen investasi lain seperti saham, dan mungkin menjajaki properti dikemudian hari dan instrumen lainnya.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023