personal finance, investasi,

Akan selalu ada hal berikutnya

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Jul 15, 2021 · 1 min read
Akan selalu ada hal berikutnya Photo by Colton Sturgeon via Unsplash

Ada percakapan imajiner dengan rasa realita “Waduh telat nih masuk ke saham abc, padahal pas liat itu lagi turun, coba kalo masuk, udah gimana kali ini portofolio”, “Yah telat dah, ga ada kesempatan lain nih!”.

Familiar dengan percakapan imajiner di atas? mendengar dari orang lain? atau baru saja ngalamin?

Kalo saya, semuanya. pengalaman diri sendiri dan mendengar dari orang lain, bahkan mediapun terkadang menuliskan hal yang bombastis, khususnya saham, misalkan berita ini “Deretan Saham Cuan, Bikin Kaya Mendadak Dalam Seminggu”, yang kebetulan baca judulnya, mungkin langsung bereaksi “Wih! anjir bisa cuan gilaaa!”, mungkin dengan rasa bersalah, mungkin jadi iri sama yang sudah masuk duluan, mungkin juga nyesel karena terlanjur jual di hari sebelum-sebelumnya.

Dan banyak berita-berita lain yang bisa membuat pikiran dan mental kita menjadi tidak menentu, dan ga karuan perasaan.

Masalahnya, hal ini akan selalu ada, akan selalu ada saham yang naik signifikan, naik pelan, turun signifikan, turun perlahan, akan selalu ada saham berikutnya yang akan naik, yang akan turun, karena memang seperti itu memang siklusnya, terkadang emitennnya beda, terkadang sama, angka berubah-ubah.

Pasar memang irasional, tidak bisa kita buat menjadi rasional, atau mencoba merasionalisasikan, jika A maka B tidak selalu berjalan seperti ini, bisa jadi menjadi C.

Ketika ada kehebohan seperti ini, biasanya saya selalu kembali ke tujuan investasi, untuk apa saya melakukan investasi, dan selama apa saya akan pegang saham, dan mudah-mudahan (yup, masih berjuang) bisa menahan godaan terhadap saham pom-pom, saham gorengan, yang bisa merusak tujuan dan strategi yang sudah dibangun.

Baca: Buku Keuangan Berbasis Perilaku

Disiplin dalam investasi, money management adalah hal yang sulit, tapi bukan berarti mustahil, dan selalu ingat untuk apa tujuan kita berinvestasi terutama di saham, karena yang terpenting bukan timing the market, tapi time in the market, makin lama kita investasi di instrumen saham, secara historis bisa menghasilkan imbal hasil yang lebih besar di kemudian hari.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023