Mungkin semuanya sudah mengetahui, investasi saham merupakan jenis investasi yang memiliki risiko tinggi, tidak semua orang bisa mendapatkan untung (cuan?) di sini, karena dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang banyak, dari mulai riset tentang emiten, situasi politik, ekonomi negara sendiri, hingga keadaan ekonomi negara lain, banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham dan juga bisa sangat berpengaruh terhadap keadaan pasar Indonesia.
Untuk memilih saham sendiri juga tidaklah mudah, dalam opini saya, bukan berarti memilih saham yang masuk kategori bluechip maka semua akan baik-baik saja, karena semua bisa berubah dengan cepat (contoh kasus, saham BUMI).
Baca: Memulai investasi saham?
Analisa fundamental dan teknikal yang biasanya dipakai para investor saham atau trader, ada yang menggunakan strategi buy and hold sahamnya selama mungkin, atau yang memang mencari untung dari selisih harga dari ketika awal beli, tidak peduli berapa lama memegang saham tersebut.
Dengan dinamika dunia saham, terkadang, untuk investor individu/ritel, melakukan riset bisa jadi satu kerumitan tersendiri, tidak semua orang memiliki waktu dan keahlian untuk melakukan riset, membaca profil emiten, fakta-fakta, mencari berita, membaca laporan keuangan perusahaan, dan aktivitas lainnya yang bisa menghabiskan waktu, yang mana bukan itu pekerjaan utama kita.
Baca: Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum investasi saham
Indeks saham
Indeks/Index adalah suatu gabungan dari saham-saham yang disusun oleh suatu institusi (dalm hal ini BEI), yang mengevaluasi saham berdasarkan kriteria-kriteria dan dilakukan secara berkala, saat ini ada banyak Indeks yang dibuat oleh BEI dengan parameter dan kriteria yang berbeda.
Secara teori, kita sebenarnya bisa membuat indeks sendiri, karena indeks ”hanya” kumpulan dari saham-saham yang dipilih, nah, cara milihnya ini yang ada ilmunya, sebagai investor ritel, kita mungkin tidak akan cukup waktu melakukan riset dan lainnya, sedangkan BEI memiliki tim sendiri yang fokus melakukan evaluasi dan pemilihan terhadap suatu emiten yang ada di pasar, dan kemudian dibuat indeksnya, jika satu emiten tidak lagi sesuai dengan kriterianya setelah evaluasi, maka emiten tersebut bisa dikeluarkan dari indeks.
Berikut contoh dari beberapa indeks yang ada di BEI, antara lain, IDX30, IDXV30, IDXG30, LQ45, dan lainnya, masing-masing memiliki tujuan, karakteristik, yang berbeda, dan juga kriteria yang berbeda.
Kita bedah salah satu, yaitu IDX30, menurut situs idx.co.id, IDX30 adalah Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Dari definisi diatas, dapat diuraikan kriteria-kriterianya,
- Likuiditas tinggi, artinya saham tersebut aktif diperjual belikan di pasar, sehingga jika kita mau jual atau beli, pasti ada orang lain yang diujung sama melakukan hal yang sama.
- Kapitalisasi besar, saham tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang besar, gampangnya, hitung jumlah saham yang beredar (saham beredar x harga saham saat itu).
- Memiliki fundamental yang bagus, dari sisi pertumbuhan, manajemen, dan estimasi kinerja masa depan akan seperti apa.
- Market mover, terkadang (tidak selalu) saham-saham ini karena aktif diperjual belikan, bisa menjadi barometer indeks saham gabungan, dan bisa menjadi tolok ukur pasar.
Emiten anggota IDX30 bisa berubah-ubah, tidak ada yang tetap, bisa ada yang masuk yang baru, dan ada yang keluar, yang pasti jumlahnya tetap 30 emiten, perubahan ini biasanya dilakukan 2 kali setahun, jadi ada 2 periode perubahan (jika ada) komposisi emiten yang terhimpun dalam Indeks IDX30 ini.
Baca: Biaya transaksi jual dan beli saham (fee sekuritas dan lainnya)
Indeks ini juga dibangun untuk menjadi satu tolok ukur pasar, dan bisa juga menjadi produk turunan yang menggunakan indeks sebagai acuan, ambil contoh reksa dana saham, ada beberapa reksa dana saham yang menggunakan IDX30 sebagai acuan kinerja dari reksa dananya, ada juga ETF (Exchanged Traded Fund, reksa dana, tapi aktif diperjualbelikan), komposisi dari produk ini isinya adalah emiten yang menjadi anggota IDX30, jadi, kalau IDX30 turun, produk turunan ini juga akan mengikuti.
Baca: Kesalahan-kesalahan yang pernah pernah lakukan ketika memilih produk reksa dana
Dan setidaknya ada 35 jenis indeks yang dibuat dan dikenali pasar, untuk yang punya waktu membaca handbook pemilihan kriteria indeks dari BEI, di halaman ini.
Karena saya menyukai growth stock (saham dari perusahaan yang sedang berkembang), ketika BEI mengumumkan Indeks baru, yaitu IDXG30, hal ini tentunya menggembirakan, lebih mudah memilih saham dengan karakteristik yang saya cari, dan dimudahkan dalam melakukan pemilihan saham yang saya susun dalam portofolio.