Kalau kita memiliki investasi dengan produk reksa dana atau ETF, produk tersebut dibuat oleh manajer investasi, baik produk reksa dana yang konvensional secara aset didalamnya berupa pasar uang, obligasi, saham atau campuran dan juga untuk produk ETF yang basis properti, obligasi, dan saham. Untuk daftar manajer investasi bisa dilihat di sini.
Baca: Cara memilih broker
Manajer investasi ketika membuat produk reksa dana atau ETF, akan membuat kontrak investasi kolektif, dan juga bekerjasama dengan bank yang akan menjadi Kustodian, tempat uang nasabah dikumpulkan, untuk ETF dan reksa dana ada perbedaan dalam cara pembelian aset efeknya, dikesempatan akan dibahas lebih jauh.
Manajer investasi yang ada saat ini, baik dari dalam negeri atau luar negeri yang memiliki izin usaha di sini lumayan banyak, dan hasilnya produk-produk pun menjadi banyak juga.
Ketika memilih manajer investasi, saya sendiri memiliki beberapa kriteria, hasil dari trial and error, dan belum optimal, tapi setidaknya menjadi tahap awal penyaringan sebagai bahan pertimbangan.
Eksistensi
Kita tidak maukan beli produk dari perusahaan yang kita tidak ketahui, atau perusahaan yang tidak berfokus pada dunia investasi, belum ada track recordnya.
Baca: Blog finansial dan investasi di Indonesia yang layak untuk diikuti
Tidak menutup kemungkinan memang perusahaan yang baru, sudah bisa memberikan imbal hasil yang tinggi, tapi ini ujungnya gambling juga, dan perasaan deg-degan apa uang kita akan berkembang, atau apakah bisa balik kalo produk yang dibuat ini dibubarkan oleh manajer investasi sendiri atau bahkan oleh regulator, lebih serem.
Untuk saya sendiri, membeli produk dari manajer investasi yang lumayan dikenal, setidaknya dengan informasi ini, setidaknya saya percaya diri, manajer investasi seperti misalkan BNI-AM, Bahana (disclosure: saya punya produk dari 2 MI ini, tapi tidak dalam posisi endorse produk).
Produk yang dijual
Produk apa saja yang dijual, dibuat oleh manajer investasi ini, apakah produknya menarik, atau memungkinkan untuk kita mendapatkan imbal hasil yang diharapkan sesuai dengan jangka waktu kita?
Baca: Memilih saham dengan ‘mencontek’, Reksa dana/ETF dari manajer investasi
Mekanisme pembelian dan penjualan produk seperti apa, apakah mudah mengaksesnya, dari channel apa saja produk ini bisa dibeli, kemudahan-kemudahan tersebut biasanya dicari supaya tidak terlalu banyak proses yang terjadi.
Edukasi terhadap nasabah
Ini mungkin lebih ke preferensi pribadi, saya lebih suka dengan manajer investasi yang memiliki misi juga untuk melakukan edukasi terhadap investornya, atau malah bukan investor dari produk manajer investasi tersebut, tapi untuk khalayak.
Adanya edukasi ini, memiliki impresi bahwa manajer investasi ini mementingkan pendidikan untuk investor, jadi tidak hanya menjual produknya saja mencari untung.
Aset yang dimiliki
Dari produk-produk yang dijual, produk tersebut memiliki berapa besar aset yang dimiliki? biasanya MI untuk yang memiliki aset kelola yang besar memiliki pengaruh besar di pasar, bisa menjadi market maker, dan juga memiliki faktor psikis, banyak orang yang percayakan dananya ke MI ini.
Baca: Cara menganalisa produk reksa dana
Aktif
Manajer investasi aktif dalam melakukan komunikasi, edukasi dan sering meng-update website-nya, atau mungkin memiliki media sosial, menandakan bahwa ada manusia dibalik aktivitas pasar, investasi.
Kinerja
Ini tentunya sangat penting, kinerja dari produk yang dimiliki oleh manajer investasi tersebut, dari rangkaian produk yang dimiliki, berapa kinerja dalam 6 bulan, setahun, atau jika produk tersebut sudah lama, jangka 5 -10 tahun.
Baca: Ketika melihat grafik kinerja produk investasi reksa dana
Dan apakah kinerja tersebut bisa kita selaraskan dengan jangka waktu yang kita miliki dalam investasi?
Kinerja yang bagus bisa menjadi sinyal untuk investor dalam proses pemilihan.
Baca: Mencari dan berinvestasi di produk reksa dana yang kinerjanya bagus
Dan pandemi ini bisa menjadi salah satu faktor penyaringan, manajer investasi mana yang terkena paling minim dampaknya, serta tahu dan bisa mengambil momentum krisis akibat pandemi menjadi momen untuk membeli aset yang sedang turun, tandanya MI ini memiliki money management dan strategi yang bagus.
Fee
Tidak akan lepas dari ini, fee ini akan menempel ke produk yang dijual, MI harus mendapatkan uang untuk bisa terus menjalankan bisnisnya, salah satunya dari fee yang dibayarkan, fee ini biasanya annual dan ada juga yang menerapkan aturan fee pertransaksi yang dilakukan, baik jual atau beli.
Baca: Biaya transaksi jual dan beli saham (fee sekuritas dan lainnya)
Anjuran paling mudah, tentunya cari yang fee-nya tidak terlalu besar, saya sendiri menerapkan, tidak mau beli produk yang fee-nya di atas 2%.