Pastinya pernah merasa pengen dapat sesuatu dengan cepat? atau pengennya dapet hal yang kita inginkan itu langsung dalam jumlah besar? saya tau perasaannya, karena saya juga pernah, dan itu sering terjadi.
Baca: Buku Who Wants To Be A Wise Investor
kalau kita beli barang online, supaya bisa cepat datang barangnya, dan hal ini datang dengan konsekuensi, tentunya dengan kita harus membayar ongkos lebih mahal agar pihak logistik memprioritaskan barang kita agar cepat sampai.
Nah, sekarang kita lihat “barang” kita yang lain, saham.
Baca: Belajar untuk bisa nyaman dan terbiasa dengan volatilitas pasar
Melihat harga satu saham yang lompat gak karuan pas pasar buka, gak sabar nunggu antrian, lalu hajar kanan (istilah kerennya HAKA), dan saat itu mungkin tanpa kita sadari, kita sedang beli ketika harga sedang atau menuju puncak, karena gak sabaran dan mungkin ada sisi rakus keluar, pengen ikut lompat ikut dalam rally ini, dan berharap meski sekarang masuk diharga tersebut, berharap mungkin besok masih ada pesta rally ini, dan bisa ambil profit!
Baca: Blog finansial dan investasi di Indonesia yang layak untuk diikuti
Dan pasar bisa berkata lain, harga dan arah pasar adalah hal yang kita tidak bisa kontrol, hal yang tadi sedang rally, naik belasan persen, di akhir jam bursa, semua menukik, dana yang sudah kita masukkan ke bursa nilainya berkurang, dan lebih parahnya nyangkut, artinya saham dibanting oleh market maker (baca: bandar) dan yang ikut belakangan gigit jari, berharap bisa jual setidaknya seharga beli yang tidak kunjung datang kemudian jual rugi, atau tidak bisa jual sahamnya itu, dan bisa juga terkadang gak bisa jual sahamnya di hari-hari mendatang.
Baca: Mengatur uang dengan campuran perasaan dan emosi
Kerugian itu adalah ongkos yang harus kita telan, besarnya ongkos relatif ke besarnya kerugian yang kita dapat, ada orang yang belajar dengan ongkos yang ringan, ada yang besar.