investasi,

Investasi, dana darurat, dengan Deposito bertingkat (atau berjenjang?)

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Jul 06, 2020 · 3 mins read
Investasi, dana darurat, dengan Deposito bertingkat (atau berjenjang?) Photo by Avery Lewis on Unsplash

Deposito sebagai salah satu produk tabungan dan investasi dari bank, deposito biasanya memiliki kelebihan dibandingkan dengan tabungan biasa, dan tentunya memiliki syarat yang berbeda pula, salah satu kelebihan dari deposito adalah memiliki bunga yang lebih tinggi dibanding dengan tabungan biasa, karena ada kontrak yang disepakati bersama mengenai berapa jumlah dana, dan lama dana kita akan disimpan dalam deposito tersebut, tetapi masih memiliki keluwesan jika hendak mencairkannya.

Karena hal inilah deposito sering digunakan juga untuk menyimpan dana darurat, karena selain memiliki syarat jika hendak mencairkannya, dan juga lebih menguntungkan dari sisi imbal hasil bunga.

Implementasi deposito bertingkat ini, sebagai nasabah bank ritel, bisa dibuka di bank yang menyediakan layanan produk deposito ini, bisa liat data di sini untuk informasi suku bunga.

Karena kita diperbolehkan membuka lebih dari satu kontrak deposito, maka memungkinkan melakukan penyimpanan deposito secara bertingkat (atau berjenjang?).

Perubahan suku bunga, baik pinjaman, tabungan atau deposito bergantung pada kebijakan dari Bank Indonesia, yang biasanya memperbaharui acuan bunga setiap beberapa waktu, dan bank-bank yang ada di indonesia, disarankan untuk mengikuti acuan BI tersebut, maka dari itu bunga bisa jadi naik atau turun ketika kontrak habis atau ketika membuka advis baru.

Keuntungan deposito bertingkat

Dengan melakukan sistem bertingkat ini, kita melakukan diversifikasi, dan juga membagi dana kita ke dalam satuan waktu yang berbeda, sehingga bisa mendapatkan tingkat suku bunga yang berbeda (jika terjadi).

Dengan pemisahan dana tersebut, karena bisa jadi kita hanya bisa membuka deposito hasil dari conveyor yang terkumpul dalam 3 bulan, maka kita bisa langsung membuka deposito, karena tidak semua orang bisa membuka deposito sekaligus besar dalam satu advis.

Keuntungan lain adalah sifat dari deposito ini sendiri, semakin lama penyimpanan dana, semakin tinggi juga bunga yang didapat.

Selain imbal hasil bunga, hal lainnya tentu jika diperlukan deposito ini bisa dicairkan (dengan atau tanpa penalti tidak mendapat bunga bulan berjalan).

Dengan menyimpan uang di deposito, kita memiliki imbal hasil yang pasti, karena semua sudah didefinisikan delam bentuk suku bunga (dan pajang 20% untuk bunga yang didapat)

Cara membuat deposito bertingkat

Dengan merujuk informasi data di sini, dalam data tersebut, tingkat suku bunga dibedakan dengan lama waktu penyimpanan kontrak deposito.

Misalkan pada deposito pertama kita membuka deposito dan dengan suku bunga 6% p.a, kemudian pada deposito berikutnya mendapatkan bunga 5.75% p.a, dengan tenor yang berbeda-beda, biasanya suku bunga ini juga dibedakan dari tenor deposito tersebut, tenor deposito ini ada 1 bulan hingga 12 bulan (ada yang lebih, 24, 32 bulan, tergantung bank) dan seterusnya, dan juga terkadang pada beberapa bank, jumlah dana yang kita simpan juga berpengaruh pada tingkat suku bunga.

Dengan konsep conveyor belt, kita bisa memulai dengan dana kecil dulu, ketika sudah cukup besar bisa kita “upgrade” ke penyimpanan deposito dengan tenor maturity terlama, yang biasanya memiliki imbal hasil lebih tinggi.

Untuk yang keberatan dengan sistem tenor yang bisa jadi “menyandera” dana kita, dengan kondisi dana bisa diambil, tapi ada penalti yang harus kita bayar, beberapa bank ada yang tidak mengenakan denda ini, misalkan MaxiSaver Jenius, tidak ada penalti jika kita menarik dana pada bulan berjalan.

Sedikit tips, jika memungkinkan, selalu pilih AROPI (Auto rollover principal + interest), dengan itu kita menggunakan compounding interest bekerja untuk kita, sehingga dana bisa mendapat bunga berbunga.

Kontra menyimpan dana di deposito

Menyimpan dana di deposito memiliki kontra, lebih ke faktor eksternal, karena imbal hasil yang bernilai pasti, kita bisa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi, seperti dalam instrumen saham, atau obligasi.

Tetapi karena ini umtuk investasi dengan nilai pasti dan juga untuk dana darurat, maka kita tidak perlu memikirkan invetasi jenis lain, karena ketidak jelasan imbal hasil dan juga fluktuasi nilai menjadikan deposito salah satu pilihan untuk menyimpan dana darurat.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Skeptisme tentang Robo Advisor

Ada beberapa layanan broker investasi, terutama untuk yang menyediakan produk-produk reksa dana, yang menawarkan didalam aplikasinya ...

In investasi, Feb 15, 2023