Selalu bersiap dalam segala hal, apalagi dalam keadaan pandemi ini, karena kita tidak tahu ke depan nanti akan seperti apa, untuk yang sudah memiliki dana darurat, bersyukurlah, mudah-mudahan tidak sampai harus dipakai dana tersebut, untuk kesehatan, meski memiliki asuransi, terkadang ada beberapa hal yang tidak dicover, jadi uang cash bisa sangat membantu.
Untuk yang belum memiliki dana darurat, belum terlambat, segera buat dana darurat, perlahan tapi pasti, tabung dulu untuk dana ini setiap kali ada gaji masuk, jangan dari sisa gaji, dan kalau ada uang lebih bisa terus ditambah dana ini.
Baca: Menyiapkan dana darurat
Pada artikel sebelumnya saya menuliskan hal-hal yang saya perhatikan ketika hendak menyimpan dana darurat.
- Likuiditas: ini harus, karena ketika darurat itu terjadi, kita bisa ambil kapan saja.
- Memiliki bunga: meski ini kadang bervariasi, dengan bunga, setidaknya ada imbal hasil untuk tambahan uang dana darurat tersebut.
- Bebas dari risiko pasar: setidaknya uang kita tidak berkurang jumlahnya.
- Biaya admin rendah
Baca: Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menyiapkan dana darurat
Tempat atau instrumen yang menurut saya bisa dijadikan sebagai tempat menyimpan dana darurat
Tabungan bunga tinggi
Meski ini terhitung jarang sekali ada tabungan yang memiliki bunga tinggi, tapi ada beberapa bank yang menawarkan fitur ini, TMRW by UOB dengan produk city of tomorrow-nya, menawarkan 4% p.a dan Jenius Flexi Saver, Dream Saver juga menawarkan 4% p.a.
Baca: Tips-tips memaksimalkan penggunaan akun dan aplikasi Jenius
Deposito
Dana darurat bisa disimpan di deposito, dengan menyimpan dana darurat di deposito kita bisa mendapatkan bunga imbal hasil yang lebih tinggi dari tabungan biasa, saya sarankan untuk menyimpan di deposito yang bisa diterminasi kapan saja, salah satu bank yang menawarkan hal itu adalah Jenius Maxi Saver.
Baca: Investasi, dana darurat, dengan Deposito bertingkat (atau berjenjang?)
Reksa dana pasar uang
Kemudian instrumen yang bisa digunakan untuk menyimpan dana darurat adalah reksa dana pasar uang (RDPU), dengan reksa dana jenis ini, menawarkan likuiditas yang tinggi dibanding dengan produk reksa dana yang lain, untuk jenis reksa dana ini, usahakan selalu cari yang memiliki biaya admin (fee)/expense ratio rendah,
Baca: Perbandingan Tabungan bunga tinggi, Deposito, Reksa Dana Pasar Uang, dan Obligasi
Dari ketiga produk ini, semuanya tidak terpapar risiko pasar, ”risiko” yang ada untuk tabungan dan deposito adalah bunga acuan Bank Indonesia, karena ini hanya jadi acuan, bank bisa ikut atau tidak, dan juga secara fisik, uang kita tidak tergerus karena pergerakan pasar, berbeda dengan saham atau valas.
Strategi penyimpanan
Saya sendiri membagi penyimpanan ini dalam tahapan, misalkan kita hendak membuat dana darurat sejumlah 6 bulan, yang dihitung dari jumlah pengeluaran setiap bulannya (atau ada yang berpendapat, penghasilan penuh setiap bulan, bukan satuan jumlah pengeluaran).
Jadi, 6 bulan, dengan jangka waktu tersebut, saya akan menyimpan dana 3 bulan di dalam bentuk tabungan/deposito yang mudah saya cairkan kapanpun, meski itu tengah malam, kemudian 3 bulan selanjutnya akan saya simpan di dalam bentuk reksa dana pasar uang.
Selalu diawasi
Karena banyak faktor yang bisa mengubah biaya hidup, salah satunya inflasi, dan terkadang inflasi gaya hidup, maka tidak ada salahnya jika terus melakukan pengawasan dan melihat kondisi-kondisi, bisa jadi, jumlah yang kita tabung itu harus kita tambah, atau jika ada uang lebih, tidak salah jika memperpanjang jangka waktu dana darurat dengan menambahkan dana darurat, misalkan menjadi setahun.
Prepare for the worst, expect for the best.
Dengan memiliki dana darurat, kita bisa lebih santai, tidak stress, tidak menjadi bahan berantem juga dengan pasangan karena uang, dan yang penting tidak harus berhutang.