personal finance,

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menyiapkan dana darurat

Pada artikel sebelumnya, saya menulis tentang Menyiapkan dana darurat, dimana disebutkan 2, karakteristik dana darurat. 1. Bernilai sejumlah pengeluaran selama 3 - 6 bulan 2. Bersifat cair, mudah diakses dan mudah diambil Dan juga menuliskan strategi dan tips ketika menyiapkan dana darurat ini. Hal apalagi yang perlu diperhatikan?

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Feb 17, 2020 · 3 mins read
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menyiapkan dana darurat Image by Lucas Law

Pada artikel sebelumnya, saya menulis tentang “Menyiapkan dana darurat”, dimana disebutkan 2, karakteristik dana darurat.

  1. Bernilai sejumlah pengeluaran selama 3 - 6 bulan
  2. Bersifat cair, mudah diakses dan mudah diambil

Dan juga menuliskan strategi dan tips ketika menyiapkan dana darurat ini.

Dalam artikel kali ini, hendak menambahkan beberapa poin berdasarkan pengalaman, mungkin agak sedikit overlap dengan artikel sebelumnya tersebut.

Bagaimanapun, dana darurat bagian penting dalam menyiapkan tujuan finansial kita.

Likuiditas

Seperti yang dibahas poin atas, dana darurat bersifat cair, hal ini untuk meminimalisasi risiko, dan juga ketersediaan uang cash, yang bisa kita akses kapanpun, dan ini perlu dilihat secara periodik, apakah bisa mengejar atau setara dengan inflasi dana darurat kita?

Menyimpan dana darurat di instrumen investasi yang ilikuid (susah untuk dicairkan) sangat tidak disarankan, seperti dalam bentuk properti misalkan, atau disimpan dalam bentuk yang bisa berkurang nilainya.

Untuk penyimpanan dalam bentuk deposito, harap diperhatikan klausa dari bank tersebut, ada beberapa bank konvensional yang menerapkan penalti jika mencairkan deposito sebelum waktunya, saya sendiri menggunakan Jenius untuk deposito, karena tidak perlu ke bank, dan bisa dicairkan kapan saja.

Dan seperti artikel sebelumnya, dalam opini saya, tidak menjadi masalah jika kita memiliki 3 bulan dalam bentuk cash, dan 3 bulan lagi diinvestasikan dalam bentuk reksadana pasar uang, selain uang kita memiliki kesempatan berkembang, juga pasar uang memiliki likuiditas lebih tinggi dibanding dengan reksadana lain.

Besaran dana darurat

Memang angka 2-3 bulan pengeluaran sangat luas diartikan, karena standar orang berbeda-beda, ada yang mengambil cara dengan menghitung persentase pengeluaran yang ada sekarang, misalkan dari gaji sekitar 10juta, dan pengeluaran kita pada saat gaji 10 juta adalah 4 juta, atau 40% dari itu.

Jika gaji naik, atau pendapatan bulanan naik, tinggal sesuaikan dengan persentasenya.

Ada yang berpendapat lain, cukup dengan mengumpulkan sejumlah uang, misalkan 50 juta, dan itu jadi dana darurat, karena ini bagian dari personal finance (keuangan pribadi), maka memang jumlah menjadi amat sangat personal, satu “aturan” tidak akan sama atau berlaku untuk orang lain, semua kembali ke masing-masing orang dalam mengaturnya, tinggal lakukan penyesuain jika ada inflasi, karena 1 juta sekarang berbeda nilainya dengan 1 juta 5-10 tahun yang lalu.

Cari bank dengan suku bunga tinggi untuk menyimpannya

Disayangkan jika menyimpan dana darurat di bank yang memiliki suku bunga rendah, karena kita bisa melewatkan bunga yang bisa didapat di bank, suku bunga bank yang terhitung tinggi rata-rata dikisaran 4-5%.

Seperti ditulis sebelumnya, saya menyimpan di MaxiSaver Jenius, produk deposito, yang memiliki suku bunga 5.5% p.a, atau FlexiSaver, atau TMRWbyUOB yang berkisar 4%, masalah di jenis tabungan deposito adalah jumlah uang yang disetorkan, biasanya kisaran di 10 juta atau lebih untuk membuat satu kontrak deposito.

Skema yang saya pakai, 3 bulan likuiditas tinggi di FlexiSaver, karena bisa diakses kapan saja, 3 bulan berikutnya di MaxiSaver, pencairan mudah, tapi jika dicairkan sebelum waktunya, hanya tidak mendapatkan bunga dari bulan yang berjalan saja, menurut saya ini tidak masalah, dan sisanya ada di reksadana pasar uang.

Dengan skema itu, saya tidak terkena fee, dan juga bisa mendapatkan bunga berbunga (compound intereset).

Selalu memeriksa biaya admin

Hal ini biasanya tidak berlaku untuk tipe bank digital, karena jarang ada yang memiliki biaya admin, karena semua dilakukan secara digital, hanya saja untuk bank lain, misalkan BNI, seperti artikel sebelumnya, saya kena biaya admin sebesar 16.000 setiap bulannya, dan tentunya lebih baik jika tidak ada fee, karena untuk medapatkan/mengganti 16.000 itu, setidaknya kita harus punya tabungan 5 juta jika suku bunga 4% pertahun.

Dan jika menyimpan deposito di bank lain, perhatikan juga apakah ada penalti jika dicairkan sebelum waktunya.

Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Pemisahan akun sekuritas

Memiliki satu akun broker, terutama di Indonesia yang terkadang masalah ada aja, dari mulai aplikasi tidak bisa diakses karena server...

In saham, investasi, Nov 01, 2024