personal finance,

Belajar dari kesalahan finansial pada umur 20an

Deden Fathurahman Deden Fathurahman Follow Mar 12, 2020 · 4 mins read
Belajar dari kesalahan finansial pada umur 20an Photo by thr3 eyes

Postingan Ini mungkin salah satu dokumentasi perjalanan finansial pribadi dan mungkin bisa (atau sudah) terjadi pada yang lain, karena ”kesalahan-kesalahan” ini adalah proses belajar juga, dalam kehidupan finansial, pasti ada proses yang gagal, berhasil, cara-cara yang diperbarui dari cara sebelumnya, ada perubahan-perubahan dalam hidup, kebutuhan-kebutuhan yang mendadak yang mengharuskan menguras tabungan atau simpanan lainnya.

Umur 20an adalah umur yang dibilang sangat produktif, umur awal memulai usia kerja jika baru keluar dari sekolah, atau umur dimana memulai berkeluarga, dan sepanjang jalan, pastinya kita menemukan, membuat kesalahan dalam keuangan, kesalahan yang dibuat biasanya seperti yang saya coba tulis di bawah, masih ada kesalahan-kesalahan lainnya, coba mari kita jabarkan beberapa.

Buruknya hubungan dengan uang

Kita mulai dengan ini, kita pasti memiliki latar belakang pendidikan, lingkungan berbeda, kita memilki pandangan yang berbeda juga tentang uang, ada yang menganggap uang adalah sumber petaka, sumber kehidupan, atau apapun pendangan mereka tentang uang.

Dengan uang memang bisa jadi alat untuk kita mencapai sesuatu yang dibutuhkan, yang diinginkan, jika hubungan dengan uang buruk, artinya kita tidak menghargai uang, boros, tidak memikirkan kegunaan uang untuk kehidupan kita kelak nanti, lebih banyak terperangkap pada kehidupan yang sekarang (YOLO?), menggunakan uang untuk membeli barang yang tidak kita butuhkan, bahkan untuk memikat orang yang sama sekali tidak kita kenal.

Apalagi dengan media sosial saat ini, amat mudah melihat orang lain lagi liburan, menggunakan barang-barang bermerk, yang menjadikan keputusan keuangan kacau, lebih memilih membeli barang dan liburan sering-sering demi menunjukkan eksistensi.

Tidak memiliki dana darurat

Kesalahan ini amat umum, banyak orang yang tidak memiliki tabungan yang cukup, apalagi memiliki dana darurat, ini terjadi hampir pada semua orang, tenang, coba lakukan dengan perlahan dalam mengumpulkan dana darurat ini, secara umum orang-orang berpendapat bahwa dana darurat itu sebesar 3-6 bulan pengeluaran, dan selalu memperbaharuinya dari waktu ke waktu seiring dengan jumlah pengeluaran yang biasanya tren-nya naik.

Ayo semangat mengumpulkan ini jika belum ada!

Tidak memiliki tabungan dan investasi

Sama seperti dana darurat, jika tidak ada tabungan atau uang yang cair juga berbahaya, tabungan ini bisa digunakan atau alokasikan nantinya baik untuk investasi atau keperluan lain, tabungan ini tidak selalu harus semuanya berbentuk angka di saldo rekening kita, dalam artian bisa membaginya dalam bentuk saldo tabungan yang berbunga tinggi, atau bisa juga dalam bentuk reksa dana pasar uang yang biasanya memiliki return lebih tinggi dari tabungan.

Seperti dana darurat, saya mencoba mengumpulkan ini juga perlahan-lahan, tidak harus semuanya dalam satu waktu, bisa stress nanti

Tidak mempunyai gambaran jelas mengenai tujuan finansial Ini terjadi pada saya juga, pada umur 20an tidak tahu sama sekali, atau tidak kepikiran sama sekali soal memiliki tabungan, investasi, apalagi berpikiran memiliki dana pensiun, pada umur itu hanya memikirkan konsumsi dan konsumsi.

Dengan tidak memiliki gambaran, kita bisa tersesat, yang menjadikan tujuan hidup dan keuangan tidak sejalan, berakhir dengan uang gajian selalu habis.

Mulai dengan memikirkan posisi akhir dimana kita mau berada dalam 20-40 tahun ke depan, makin cepat memikirkan dan mempunyai gambaran makin cepat tujuan finansial terbentuk.

Karena investasi lebih awal lebih baik.

Tidak memiliki rencana jangka pendek atau panjang

Sebagai langkah lanjutan dari gambaran tujuan finansial, merencanakan dan memiliki tujuan finansial jangka pendek dan panjang penting, meski dulu sama sekali tidak punya, tidak pernah punya pikiran menyisihkan 10% untuk tabungan atau 15% untuk investasi (panjang/pendek), yang ada hanya konsumsi.

Coba menggambarkan dulu tujuan kita 20-40 tahun ke depan, dan mulai memikirkan membagi-bagi tujuan itu ke dalam jangka pendek (dan mungkin menengah) sampai jangka panjang.

Jangka pendek seperti pernikahan, atau lahiran anak, jangka panjang seperti sekolah anak dan lain-lain, untuk kategorisasi bisa berbeda tiap orang, maka dari itu personal finance memang sangat pribadi karena tiap orang bisa berbeda.

Perubahan gaya hidup

Di tempat kerja, kita termasuk yang berprestasi, memiliki hubungan baik dengan klien dan atasan, atau pindah tempat kerja yang menjadikan gaji kita naik, pernah merasa meski gaji naik tapi tetap merasa kurang? nah itu dinamakan inflasi gaya hidup.

Misalkan yang biasanya kita minum kopi sachet atau tubruk, sekarang ingin ganti jadi starbucks atau kopi kekinian yang bisa lebih dari 20.000 satu gelas, tentu ini satu contoh perubahan yang bisa berdampak pada keuangan kita, dan kita merasa perubahan angka itu seperti tidak terasa.

Saya pun terkadang suka terjebak dalam kondisi ini, dibutuhkan ekstra disiplin.

Coba dengan tabung uang lebih tersebut ke tempat yang lebih aman, tidak dalam rekening konsumsi, bisa dicoba misalkan transfer ke bank yang kita sendiri tidak memiliki kartu ATM-nya, untuk mengaksesnya perlu datang ke cabang.

Upgrade memang terkadang diperlukan, hanya perlu lebih waspada.

Kurangnya pengetahuan keuangan

Ini mungkin bisa dibilang yang paling berbahaya, poin di atas berujung atas ketidak tahuan atau kurangnya pengetahuan atas uang, bagaimana mengaturnya, bagaimana membuat uang itu tidak seperti angin, numpang lewat, atau seperti memegang air, selalu lepas.

Dengan selalu belajar, membaca mengenai keuangan, membuat budget, belajar tentang instrumen-instrumen investasi, dan memperbaiki hubungan kita dengan uang, uang bisa membuat kita bahagia, dengan uang kita juga bisa membuat orang lain bahagia, dengan sedekah, beramal, agar seimbang diri kita bahagia, dan orang lain.

Dengan pengetahuan keuangan, mudah menavigasikan kemana arah yang akan kita tempuh ke depan, dan di sini pulalah kenapa saya menulis blog ini sebagai bagian dari pelajaran dan pembelajaran atas banyak kesalahan dan memperbaiki hubungan dengan uang, sambil menavigasikan aspek finansial, yang mudah-mudahan menjadi lebih baik.

Deden Fathurahman
Written by Deden Fathurahman Follow
Writer at Seputar Finansial, engineer, love technology and geeking about finance, intertwine both world.
Read next

Berinvestasi di aset finansial (digital)

Bayangkan satu skenario dimana kita membeli emas, misalkan kita beli 10 gram, harganya lumayan, misalkan harga 1 gramnya adalah Rp100...

In investasi, Dec 05, 2024