Sering membaca kalimat di atas? untuk yang suka lihat kinerja produk reksa dana atau ETF, pasti sering lihat disclaimer dari masing-masing institusi investasi yang memiliki produk aset investasi yang ditawarkan ke investor, atau juga jika kita melihat.
Baca: Mencari dan berinvestasi di produk reksa dana yang kinerjanya bagus
Hal ini wajar, karena pergerakan pasar, terutama pergerakan saham, tidak ada yang tahu secara pasti, yang bisa kita lihat hanya dengan melihat ke belakang, melihat secara historis.
Baca: DCA vs Serok bawah dan faktor keberuntungan dalam investasi saham
Apakah saham, reksa dana atau ETF, atau produk investasi lainnya akan memiliki kinerja yang sama? tidak.
Baca: Hal yang bisa kita kontrol ketika berinvestasi (saham, etf, atau reksa dana)
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja, bisa dari berita tentang perusahaannya, kebijakan pemerintah, ekonomi dalam suatu negara itu, dan bisa juga pengaruh dari luar yang bisa mempengaruhi sentimen pasar lokal, yang berujung pada pasar bereaksi terhadap sentimen tersebut.
Baca: Belajar untuk bisa nyaman dan terbiasa dengan volatilitas pasar
Dan belum lagi dengan pasar yang irasional, bisa saja bergerak berlawanan arah dengan logika, contoh kasus ketika awal pandemi, pasar sempat jatuh, tapi bisa kembali lagi, bahkan cenderung bullish, padahal masih pandemi, yang secara logika harusnya orang-orang pada memiliki kekhawatiran, tapi tidak, pasar bergerak naik saat yang terkena covid juga naik.
Baca: Hiruk Pikuk dan Hingar Bingar Pasar
Agar tidak terkena pengaruh pasar, cara yang terbaik, setidaknya menurut saya, tetap berinvestasi, dollar cost averaging (DCA), atau investasi dengan cara mencicil, tidak melakukan market timing, nebak-nebak saat yang tepat untuk masuk membeli saham, yang secara statistik tidak selalu akan tepat, meski misalkan kita beli pada saat pasar jatuh (tepat), tapi kita juga harus benar dua kali, benar saat beli, dan benar saat jual, yang mana itu sangat sulit untuk bisa benar keduanya.
Baca: Index Investing (investasi Pasif)
Cara lain bisa dengan membeli ETF atau index, bisa index saham, bisa index obligasi, komoditi atau lainnya, kinerja investasi kita akan mengikuti index tersebut.