Gak sabaran ongkosnya bisa mahal, jika melakukan sesuatu yang gegabah, yang bisa mempengaruhi keputusan kita dalam melakukan kegiatan investasi, aktivitas membeli, menjual aset atau produk investasi, yang mungkin sebenarnya kita tidak perlu dilakukan apa-apa terhadap portofolio kita, kali ini risiko menunggu terlalu lama untuk investasi, bisa merugikan investor, kenapa?
Baca: Mengatur uang dengan campuran perasaan dan emosi
Sedikit banyak, ada kaitannya dengan manusia yang memiliki kecenderungan risk-averse, gak mau ambil risiko, gak mau rugi, siapa sih yang mau rugi dalam investasi? pastinya maunya semua untung, kalau bisa dalam waktu yang cepat, kan uang yang kita capek-capek didapatkan dengan bekerja dan diinvestasikan, malah jadi turun nilainya, bahkan bisa minus, wajar, manusiawi jika memiliki kecenderungan tersebut.
Baca: Risiko-risiko dalam investasi
Meski memegang uang cash itu terasa aman, dalam artian, uang kita tidak berkurang secara langsung, tetapi ini tetap memiliki risiko, dan ada yang risiko tersebut dipastikan selalu ada.
Inflasi adalah musuh utama kita
Dengan hanya menunggu saja, tidak melakukan investasi, justru kita menjadi terlambat untuk bisa masuk pasar, dan dengan nilai bunga yang saat ini di beberapa bank besar tidak begitu tinggi, dan bank digital yang saat ini ada memang memiliki bunga tinggi, tapi hal ini tidak akan berlangsung lama, pasti ada akhirnya, dan dana yang ada di tabungan nilainya tidak akan naik, apalagi jika kita saat ini masih di fase akumulasi, pasti membutuhkan yang memiliki imbal hasil yang bisa menambah nilai kekayaan kita.
Baca: Investasi ofensif dan defensif
Menunggu dengan tidak berinvestasi, atau menunggu saat yang tepat, yang tidak tahu kapan, ini memiliki risiko lain, inflasi, uang kita akan turun nilainya, sedangkan inflasi adalah kepastian.
Baca: Bank digital: Seabank vs Bank Neo Commerce (Neobank, BNC)
Tidak teralokasikan untuk investasi
Dengan adanya uang cash yang tidak diinvetasikan, diam di rekening, ada saja kemungkinan kita menggunakan dana tersebut, karena kemudahan akses, bisa dengan alasan “aduh kepepet!”, atau “nanti gampang diganti”, yang ujungnya uang tidak diinvestasikan, jadinya malah habis.
Baca: Agar pengeluaran tidak menjadi boros, beberapa hal yang bisa dilakukan
Hal ini berlaku untuk yang sudah berkeluarga atau belum, terkadang suka ada saja yang bisa membuat kita mengeluarkan dana untuk yang belum tentu kita butuhkan, ditambah lagi jika kita memiliki hubungan yang buruk dengan uang.
Ketinggalan Momentum
Kehilangan momentum dan hanya jadi penonton dari pertumbuhan pasar, semakin menunggu, semakin dana yang kita punya tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, dan sekarang produk investasi banyak sekali, bantuan aplikasi fintech yang saat ini banyak, sangat membantu pengguna untuk dapat mengakses aset dan produk investasi yang sebelumnya ribet untuk bisa membeli reksa dana atau saham, atau akses lebih banyak hanya bisa diakses oleh institusi keuangan.
Baca: Belajar untuk bisa nyaman dan terbiasa dengan volatilitas pasar
Momentum yang paling dekat yang sama-sama kita lalui, pandemi covid-19, yang mana pasar beraksi, saham-saham berjatuhan, dan untuk yang takut melakukan investasi, pastinya ketinggalan ketika pasar kembali naik, dan jika membeli ketika pasar jatuh, imbal hasilnya lumayan.
Baca: (masih) belajar mengatur emosi ketika berinvestasi di saham
Tidak ada lagi saat yang tepat untuk memulai investasi, selain saat ini.